Entri Populer

Minggu, 02 Oktober 2011

SETIAP PENYAKIT (JIWA/RAGA) ADA OBATNYA



Dari hadits riwayat Bukhari, bahwa Rasulullah bersabda,
ماأنزل اﷲ داءإﻻأنز ل له شفا ء ٠ ر و ا ه البخا ري٠
“Allah tidak akan menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia menurunkan juga obat untuk penyakit itu “, (Hr Bhukari ,10/134 no.5678).
Apabila ditimpa penyakit, maka seorang hamba yang mempunyai pemahaman akan hadits diatas ,maka hatinya menjadi lembut dan akan merasa kuat disamping rasa harap dan optimis dalam menantikan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dan jangan merasa enggan untuk berobat dan selalu berupaya untuk mencari sebab-sebab kesembuhan, seperti mencari dokter,pengobatan

Sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya ,”Setiap penyakit ada obatnya, bila diberi obat , maka akan sembuh dengan izin Allah “. (Hr Imam Muslim,4/1729 no.2204).

Saudaraku,setiap hamba harus memahami dua hal tentang ujian sakit, yaitu :

1. bahwa obat adalah hanya sebab kesembuha, sedangkan penyembuh yang sebenarnya hanyalah Allah semata. Oleh karena itu kesembuhan dari Allah melalui melalui obat yang dikonsumsi, dan bisa jadi Allah subhanahu wa ta’ala memberikan kesembuhan walaupun tanpa obat. Sebagaimana firman Allah ketika menceritakan kisah Nabi Ibrahim, "
وإذا مر ضت فهو يشفين
“Dan apabila aku sakit.Dialah Yang menyembukhkan aku”, (Qs. As-Syu’ara : 80).


2. Bahwa jangan berobat dengan sesuatu yang diharamkan, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala mengharamkan untuk berobat dengan benda-benda haram dan Allah tidakmenjadikan benda-benda penyembuh dari benda-benda yang diharamkan-Nya.
Sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Sesungguhnya Allah Subahanhu wa Ta’ala menciptakan penyakit dan obat,maka berobatlah , akan tetapi janganlah kalian berobat dengan yang haram ,” (Hr Ad-Daulabi). 1.

Sebagaimana hadit, riwayat Abu Ya’la bahawa dari Ummu Salamah ra, bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menjadikan penyembuh kalian dengan benda-benda haram ,” (Hr. abu Ya’la). 2.

Dari Ibn Mas’ud diriwayatkan sebuah hadits mauquf, baha Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Sesungguhnya Allah Subahanhu wa Ta’ala tidak menjadikan kesembuhan kamu dengan benda-benda yang diharamkan bagi kamu ,” (Hr Bukhari). 3.

Saudaraku, menanti kesembuhan dengan sikap optimis , akan dapat meringankan beban rasa sakit danmembantu seorang hamba untukbersikap sabar.

Ibn Qoyyim , dalam bukunya menjelaskan tentang pengaruh sikap optimismenantikan kesembuhan dalammeringankan cobaan (musibah), bahwa menantikan keringanan atau kesembuhan terhadap cobaan yang menimpa dengan ketenangan dan keikhlasan,maka sesungguhnya penantian dan perenungan seperti itu akan meringankan beban yang berat.
Selanjutnya dengan diiringi motivasi dan harapan yang kuat akan adanya pertolongan, maka sikap ini akan menggantikan cobaan yang sedang menimpa dengan semangat akan adanya pertolongan,ketenangan dan keikhlasan. Hal ini merupakan rahasia darikelembutan dan pertolongan Allah Ta’ala yang akan segera tiba . 4.

Habibbin Ubaid, dalam Asy –Syukr berkata bahwa ‘tidaklah Allah Subahanu wa Ta’ala memberikan suatu cobaan kepada seorang hamba, kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memberikan nikmat kepadanya dalam cobaan itu,yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menjadikan musibah itu lebih besar dari musibah yang menimpamu ,” 5.

Saudaraku, ingatlah selalu firman Allah yang artinya ,” Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkan selain Dia sendiri.Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiapsesuatu ,” (Qs. Al- An’aam : 17).

Abdullah bin Abdul Ali Al-Juaitsin , dalam bukunya menyatakan bahwa jika kita yakin bahwa dunia ini tempat bagi segala kesulitan dan penderitaan, dan hina dihadapan Allah , niscaya kita akan bisa besrsabar terhadap segala penderitaan yang kita alami dan jiwa pun akan menjadi tenang.

Saudaraku , yakinlah bahwa cobaan yang berupa penyakit ataupun hal-hal yang tidak disukai adalah merupakan bukti cinta Allah kepada hamba-Nya.
Sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya , “ Sesungguhnya besarnya pahala sesuai dengan besarnya cobaan, dan sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum niscaya Dia akanmencoba mereka.Maka barangsiapa yang ridha terhadap cobaan tersebut, baginya keridhaan allah, dan barangsiapa murka terhadap cobaan tersebut ,maka baginya murka Allah , “ (Hr Turmudzi dan Ibn Majah). 6.

Allahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar