Entri Populer

Sabtu, 22 Oktober 2011

T I K





Silabus TIK di kelebetkeun didieu

Jumat, 21 Oktober 2011

PENDIDIKAN BERKARAKTER

Urgensi Pendidikan Karakter
Prof . Suyanto Ph.D

Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia.

Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama.

Pendidikan yang bertujuan melahirkan insan cerdas dan berkarakter kuat itu, juga pernah dikatakan Dr. Martin Luther King, yakni; intelligence plus character… that is the goal of true education (kecerdasan yang berkarakter… adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya).

Memahami Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif.

Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.

Terdapat sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu:

Karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya
Kemandirian dan tanggungjawab
Kejujuran/amanah, diplomatis
Hormat dan santun
Dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/kerjasama;
Percaya diri dan pekerja keras
Kepemimpinan dan keadilan
Baik dan rendah hati, dan
Karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan.

Kesembilan pilar karakter itu, diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan holistik menggunakan metode knowing the good, feeling the good, dan acting the good. Knowing the good bisa mudah diajarkan sebab pengetahuan bersifat kognitif saja. Setelah knowing the good harus ditumbuhkan feeling loving the good, yakni bagaimana merasakan dan mencintai kebajikan menjadi engine yang bisa membuat orang senantiasa mau berbuat sesuatu kebaikan. Sehingga tumbuh kesadaran bahwa, orang mau melakukan perilaku kebajikan karena dia cinta dengan perilaku kebajikan itu. Setelah terbiasa melakukan kebajikan, maka acting the good itu berubah menjadi kebiasaan.

Dasar pendidikan karakter ini, sebaiknya diterapkan sejak usia kanak-kanak atau yang biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia emas (golden age), karena usia ini terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Dari sini, sudah sepatutnya pendidikan karakter dimulai dari dalam keluarga, yang merupakan lingkungan pertama bagi pertumbuhan karakter anak.

Namun bagi sebagian keluarga, barangkali proses pendidikan karakter yang sistematis di atas sangat sulit, terutama bagi sebagian orang tua yang terjebak pada rutinitas yang padat. Karena itu, seyogyanya pendidikan karakter juga perlu diberikan saat anak-anak masuk dalam lingkungan sekolah, terutama sejak play group dan taman kanak-kanak. Di sinilah peran guru, yang dalam filosofi Jawa disebut digugu lan ditiru, dipertaruhkan. Karena guru adalah ujung tombak di kelas, yang berhadapan langsung dengan peserta didik.

Dampak Pendidikan Karakter
Apa dampak pendidikan karakter terhadap keberhasilan akademik? Beberapa penelitian bermunculan untuk menjawab pertanyaan ini. Ringkasan dari beberapa penemuan penting mengenai hal ini diterbitkan oleh sebuah buletin, Character Educator, yang diterbitkan oleh Character Education Partnership.

Dalam buletin tersebut diuraikan bahwa hasil studi Dr. Marvin Berkowitz dari University of Missouri- St. Louis, menunjukan peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam pendidikan karakter menunjukkan adanya penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat menghambat keberhasilan akademik.

Sebuah buku yang berjudul Emotional Intelligence and School Success (Joseph Zins, et.al, 2001) mengkompilasikan berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif kecerdasan emosi anak terhadap keberhasilan di sekolah. Dikatakan bahwa ada sederet faktor-faktor resiko penyebab kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor resiko yang disebutkan ternyata bukan terletak pada kecerdasan otak, tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi.

Hal itu sesuai dengan pendapat Daniel Goleman tentang keberhasilan seseorang di masyarakat, ternyata 80 persen dipengaruhi oleh kecerdasan emosi, dan hanya 20 persen ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ). Anak-anak yang mempunyai masalah dalam kecerdasan emosinya, akan mengalami kesulitan belajar, bergaul dan tidak dapat mengontrol emosinya. Anak-anak yang bermasalah ini sudah dapat dilihat sejak usia pra-sekolah, dan kalau tidak ditangani akan terbawa sampai usia dewasa. Sebaliknya para remaja yang berkarakter akan terhindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi oleh remaja seperti kenakalan, tawuran, narkoba, miras, perilaku seks bebas, dan sebagainya.

Beberapa negara yang telah menerapkan pendidikan karakter sejak pendidikan dasar di antaranya adalah; Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan Korea. Hasil penelitian di negara-negara ini menyatakan bahwa implementasi pendidikan karakter yang tersusun secara sistematis berdampak positif pada pencapaian akademis.

Seiring sosialisasi tentang relevansi pendidikan karakter ini, semoga dalam waktu dekat tiap sekolah bisa segera menerapkannya, agar nantinya lahir generasi bangsa yang selain cerdas juga berkarakter sesuai nilai-nilai luhur bangsa dan agama.*

Minggu, 09 Oktober 2011

KTS


Star to BALI

Kegiatan Tengah Semester


Rencana untuk kegiatan tengah semester Gasal MTs Muhammadiyah Bayongbong Tahun Pelajaran 2011 / 2012

Jumat, 07 Oktober 2011

KANGGO NU WEUGAH IEU ANTI VIRUS

keudah di tebus ku Gurame atawa Lauk Bawal mangga di kecrik didieu

PEMBELAJARAN AKTIF KREATIF DAN MENYENANGKAN




Konsep Pakem-Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
Posted on 22 Januari 2008 by AKHMAD SUDRAJAT

oleh : Depdiknas

A. Apa itu PAKEM?

PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.

Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi.

Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.

Secara garis besar, gambaran PAKEM adalah sebagai berikut:

Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’ Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

B. Apa yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM?

1. Memahami sifat yang dimiliki anak

Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia – selama mereka normal – terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif.

Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut. Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.

2. Mengenal anak secara perorangan

Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran.

Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya).

Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.

3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar

Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.

Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.

4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah

Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir.

Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).

5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik

Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain.

Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam PEMBELAJARAN karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.

6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar.

Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat men-gembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.

7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar

Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa.

Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.

8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental

Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM.

Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAKEMenyenangkan.’

Selasa, 04 Oktober 2011

LAMPIRAN ADMINISTRASI UTS GASAL 2011 / 2012 (untuk guru mapel)



silahkan di betot didieu bilih barade di karetik Nilai sareng berita Acarana....hatur nuhun

Minggu, 02 Oktober 2011

SETIAP PENYAKIT (JIWA/RAGA) ADA OBATNYA



Dari hadits riwayat Bukhari, bahwa Rasulullah bersabda,
ماأنزل اﷲ داءإﻻأنز ل له شفا ء ٠ ر و ا ه البخا ري٠
“Allah tidak akan menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia menurunkan juga obat untuk penyakit itu “, (Hr Bhukari ,10/134 no.5678).
Apabila ditimpa penyakit, maka seorang hamba yang mempunyai pemahaman akan hadits diatas ,maka hatinya menjadi lembut dan akan merasa kuat disamping rasa harap dan optimis dalam menantikan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dan jangan merasa enggan untuk berobat dan selalu berupaya untuk mencari sebab-sebab kesembuhan, seperti mencari dokter,pengobatan

Sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya ,”Setiap penyakit ada obatnya, bila diberi obat , maka akan sembuh dengan izin Allah “. (Hr Imam Muslim,4/1729 no.2204).

Saudaraku,setiap hamba harus memahami dua hal tentang ujian sakit, yaitu :

1. bahwa obat adalah hanya sebab kesembuha, sedangkan penyembuh yang sebenarnya hanyalah Allah semata. Oleh karena itu kesembuhan dari Allah melalui melalui obat yang dikonsumsi, dan bisa jadi Allah subhanahu wa ta’ala memberikan kesembuhan walaupun tanpa obat. Sebagaimana firman Allah ketika menceritakan kisah Nabi Ibrahim, "
وإذا مر ضت فهو يشفين
“Dan apabila aku sakit.Dialah Yang menyembukhkan aku”, (Qs. As-Syu’ara : 80).


2. Bahwa jangan berobat dengan sesuatu yang diharamkan, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala mengharamkan untuk berobat dengan benda-benda haram dan Allah tidakmenjadikan benda-benda penyembuh dari benda-benda yang diharamkan-Nya.
Sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Sesungguhnya Allah Subahanhu wa Ta’ala menciptakan penyakit dan obat,maka berobatlah , akan tetapi janganlah kalian berobat dengan yang haram ,” (Hr Ad-Daulabi). 1.

Sebagaimana hadit, riwayat Abu Ya’la bahawa dari Ummu Salamah ra, bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menjadikan penyembuh kalian dengan benda-benda haram ,” (Hr. abu Ya’la). 2.

Dari Ibn Mas’ud diriwayatkan sebuah hadits mauquf, baha Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Sesungguhnya Allah Subahanhu wa Ta’ala tidak menjadikan kesembuhan kamu dengan benda-benda yang diharamkan bagi kamu ,” (Hr Bukhari). 3.

Saudaraku, menanti kesembuhan dengan sikap optimis , akan dapat meringankan beban rasa sakit danmembantu seorang hamba untukbersikap sabar.

Ibn Qoyyim , dalam bukunya menjelaskan tentang pengaruh sikap optimismenantikan kesembuhan dalammeringankan cobaan (musibah), bahwa menantikan keringanan atau kesembuhan terhadap cobaan yang menimpa dengan ketenangan dan keikhlasan,maka sesungguhnya penantian dan perenungan seperti itu akan meringankan beban yang berat.
Selanjutnya dengan diiringi motivasi dan harapan yang kuat akan adanya pertolongan, maka sikap ini akan menggantikan cobaan yang sedang menimpa dengan semangat akan adanya pertolongan,ketenangan dan keikhlasan. Hal ini merupakan rahasia darikelembutan dan pertolongan Allah Ta’ala yang akan segera tiba . 4.

Habibbin Ubaid, dalam Asy –Syukr berkata bahwa ‘tidaklah Allah Subahanu wa Ta’ala memberikan suatu cobaan kepada seorang hamba, kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memberikan nikmat kepadanya dalam cobaan itu,yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menjadikan musibah itu lebih besar dari musibah yang menimpamu ,” 5.

Saudaraku, ingatlah selalu firman Allah yang artinya ,” Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkan selain Dia sendiri.Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiapsesuatu ,” (Qs. Al- An’aam : 17).

Abdullah bin Abdul Ali Al-Juaitsin , dalam bukunya menyatakan bahwa jika kita yakin bahwa dunia ini tempat bagi segala kesulitan dan penderitaan, dan hina dihadapan Allah , niscaya kita akan bisa besrsabar terhadap segala penderitaan yang kita alami dan jiwa pun akan menjadi tenang.

Saudaraku , yakinlah bahwa cobaan yang berupa penyakit ataupun hal-hal yang tidak disukai adalah merupakan bukti cinta Allah kepada hamba-Nya.
Sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya , “ Sesungguhnya besarnya pahala sesuai dengan besarnya cobaan, dan sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum niscaya Dia akanmencoba mereka.Maka barangsiapa yang ridha terhadap cobaan tersebut, baginya keridhaan allah, dan barangsiapa murka terhadap cobaan tersebut ,maka baginya murka Allah , “ (Hr Turmudzi dan Ibn Majah). 6.

Allahu a’lam.

LAMPIRAN ADMINISTRASI UTS GASAL 2011/2012 (untuk guru Mapel MTs)



Lampiran Adm. UTS Gasal 2011/2012 mangga di betot di dieu

PEMBERITAHUAN PELAKSANAAN UTS




MAJLIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH BAYONGBONG
MTs. MUHAMMADIYAH BAYONGBONG
TERAKREDITASI B
Nomor : B/ Kw. 10. 4/ MTs./ 07/ 044/ 2006
Alamat : Jl.Raya Bayongbong Timur No. 45 B Bayongbong Garut Telp. (0262) 543014

Nomor : MTs.S/ PP.001/016/X/2011 Bayongbong, 3 Oktober 2011
Lampiran : 2 Lembar
Perihal : Pemberitahuan Pelaksanaan Ulangan Tengah Semester (UTS) Gasal


Kepada yang terhormat,
Bapak/ Ibu/ Sdr
Guru Mata Pelajaran MTs. Muhammadiyah Bayongbong
Di
Tempat


Assalaamualaikum, Wr. Wb.

Berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Ulangan Tengah Semester MTs Muhammadiyah Bayongbong Tahun Pelajaran 2011 / 2012 ,
dengan ini kami beritahukan hal-hal sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Ulangan Tengah Semester (UTS) di mulai :
3 Oktober 2011 – 8 Oktober 2011 (minggu pertama bulan Oktober)
2. Waktu Pelaksanaan UTS disesuaikan dengan Jam Tatap Muka per Mata
Pelajaran (dimasukan dalam program semester dan tahunan masing-masing mata
pelajaran)
3. Teknik (tulis/ lisan/ unjuk kerja) dan bentuk (PG, Uraian, uji petik)
pelaksanaan UTS diserahkan sepenuhnya pada kebijkan masing-masing guru mata
pelajaran.
4. Masing-masing guru mata pelajaran diharapkan mengisi dan menyerahkan :
a. Berita Acara Pelaksanan UTS
b. Daftar Hadir Peserta UTS yang sudah ditanda tangani peserta/ siswa
c. Daftar Nilai UTS
(point a,b,c bisa di unduh/ di dapatkan di alamat email :
http://mtsmuhammadiyahbayongbong.blogspot.com/
d. Lampiran kisi-kisi dan soal UTS

Demikian surat pemberitahuan ini disampaikan, dengan harapan Bapak/ Ibu/ Sdr dapat memakluminya.
Atas perhatiannya kami sampaikan ucapan terima kasih.

Wassalaamualaikum, Wr. Wb




Kepala Madrasah





Engkus Sodikin, S. Ag
NIP. -

Sabtu, 24 September 2011

MITEUMBEYAN




DARI SEORANG GURU KEPADA MURID-MURIDNYA
Karya : Hartoyo Andangjaya

Adakah yang kupunya, anak-anakku
selain buku-buku dan sedikit ilmu
sumber pengabdianku kepadamu.
Kalau hari Minggu kau datang ke rumahku
aku takut, anak-anakku
kursi-kursi tua yang di sana
dan meja tulis sederhana
dan jendela-jendela yang tak pernah diganti kainnya
semua padamu akan bercerita
tentang hidupku di rumah tangga

Ah, tentang ini tak pernah aku bercerita
depan kelas, sedang menatap wajah-wajahmu remaja
horison yang selalu biru bagiku
karena kutahu, anak-anakku
engkau terlalu muda
engkau terlalu bersih dari dosa
untuk mengenal ini semua

PROFIL


PROFIL
MTS. MUHAMMADIYAH BAYONGBONG
KABUPATEN GARUT



A. IDENTITAS MADRASAH


1. Nama Madrasah                             : MTs. Muhammadiyah Bayongbong
2. Alamat Madrasah                           : Jl. Raya Bayongbong Timur No 45 B
                                                               Kp. Babakan Caringin Desa Bayongbong
                                                               Kecamatan Bayongbong Kab. Garut
3. No. Telp/                                         : 0262-543014                                    
4. Kode Pos                                         : 44162
5. Status Madarsah                             : SWASTA
6. Status Akreditasi                             :  “ B “
7. N0. Statistik Madrasah                   : 121232050070
8. Tahun Berdiri                                  : 1988
9. Nama Kepala                                   : ENGKUS SODIKIN, S.Ag          
10. No. Rekening Sekolah                  
                                                             
                                                    
11. Masuk Anggota KKM                 : MTs. Negeri I Garut
12. Yayasan Penyelenggara                Muhammadiyah
13. Badan Hukum No.                         : 23628/MPK/74 Tanggal 24 Juli 1974